Rabu, 09 Mei 2012
02.01 |
Diposting oleh
vita |
Edit Entri
ANTONIO
GRAMSCI
Disusun oleh :
DIANA_18811950
NUR AFIFAH_18811956
OCVITA ARDHIANI_18811961
DIANA_18811950
NUR AFIFAH_18811956
OCVITA ARDHIANI_18811961
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
ILMU KOMUNIKASI
2011
1. Pendahuluan
Sebagaimana
teoritisi Marxian lainnya, Gramsci mengakui adanya keteraturan sejarah tetapi
tidak berjalan secara otomatis dan bukan tak terelakkan. Perkembangan sejarah
terjadi karena tumbuh kesadaran massa terhadap situasi dan sistem yang dihadapi
kemudian bergerak untuk melakukan perubahan sosial. Faktor ekonomi mungkin
menjadi salah satu penggerak utama, namun bukan satu-satunya. Dalam hal ini
yang diperlukan adalah revolusi ideologi dimana didorong dan digerakkan oleh
kelas intelektual yang sadar karena massa tidak memiliki kesadaran diri. Meski
demikian, dorongan dari elit akan menjadi ide dan dasar bagi massa untuk melakukan
revolusi sosial.
Gramsci pada dasarnya mempersoalkan ide kolektif dan bukan struktur sosial. Dalam hal ini dia mengemukan kata kunci hegemoni, yaitu sebuah sistem pemerintahan suatu negara yang didasarkan pada pembentukan atau pembinaan consensus melalui kepemimpinan budaya. Hegemoni itu sendiri ia artikan sebagai praktik kepemimpinan budaya yang dilakukan oleh ruling class, yang menjadi isi dari filsafat praxis. Perubahan tidak ditempuh melalui praktik koersif yang menggunakan kekuasaan eksekutif dan legislative atau intervensi yang dilakukan polisi melainkan menggunakan ideologi. Praktik hegemoni itu dilakukan secara terus menerus terhadap kekuatan oposisi untuk mau memilih sikap konformistik, sehingga menimbulkan disiplin diri untuk menyesuaikan dengan norma-norma yang diputuskan oleh negara dengan keyakinan bahwa apa yang telah diputuskan negara tersebut merupakan cara terbaik untuk meraih kesejahteraan.
Dalam menganalisa kapitalisme, Gramsci hendak menunjukkan peran kaum intelektual yang bekerja atas nama kapitalisme dengan menempuh kepemimpinan kultural dengan persetujuan massa. Massa tidak melahirkan ideologinya sendiri, melainkan dibantu oleh elit (ruling class) yang disebutnya sebagai kelas intelektual, baik itu intelektual hegemonic maupun counter hegemonic. Kedua lapisan kelas intelektual tersebut bertugas untuk mengorganisasi kesadaran maupun ketidaksadaran massa secara terus menerus. Intelektual hegemonic bertanggung jawab untuk menjamin pandangan massa konsisten dengan nilai-nilai kapitalisme yang telah diterima oleh semua lapisan masyarakat. Sebaliknya, intelektual counter hegemonic bertugas memisahkan massa dari kapitalisme dan membangun pandangan dunia sesuai dengan perpektif sosialis. Massa dengan demikian tidak cukup dengan menguasai ekonomi maupun aparatus negara, tetapi memerlukan penguasaan kepemimpinan cultural di tengah massa. Di sinilah perlunya peran intelektual kolektif dan partai untuk mentransformasikan massa pasif menjadi massa aktif dan memasukkannya ke dalam program transformasi yang disusun oleh intelektual kolektif sebagai partai yang beretika sosialis.
Gramsci pada dasarnya mempersoalkan ide kolektif dan bukan struktur sosial. Dalam hal ini dia mengemukan kata kunci hegemoni, yaitu sebuah sistem pemerintahan suatu negara yang didasarkan pada pembentukan atau pembinaan consensus melalui kepemimpinan budaya. Hegemoni itu sendiri ia artikan sebagai praktik kepemimpinan budaya yang dilakukan oleh ruling class, yang menjadi isi dari filsafat praxis. Perubahan tidak ditempuh melalui praktik koersif yang menggunakan kekuasaan eksekutif dan legislative atau intervensi yang dilakukan polisi melainkan menggunakan ideologi. Praktik hegemoni itu dilakukan secara terus menerus terhadap kekuatan oposisi untuk mau memilih sikap konformistik, sehingga menimbulkan disiplin diri untuk menyesuaikan dengan norma-norma yang diputuskan oleh negara dengan keyakinan bahwa apa yang telah diputuskan negara tersebut merupakan cara terbaik untuk meraih kesejahteraan.
Dalam menganalisa kapitalisme, Gramsci hendak menunjukkan peran kaum intelektual yang bekerja atas nama kapitalisme dengan menempuh kepemimpinan kultural dengan persetujuan massa. Massa tidak melahirkan ideologinya sendiri, melainkan dibantu oleh elit (ruling class) yang disebutnya sebagai kelas intelektual, baik itu intelektual hegemonic maupun counter hegemonic. Kedua lapisan kelas intelektual tersebut bertugas untuk mengorganisasi kesadaran maupun ketidaksadaran massa secara terus menerus. Intelektual hegemonic bertanggung jawab untuk menjamin pandangan massa konsisten dengan nilai-nilai kapitalisme yang telah diterima oleh semua lapisan masyarakat. Sebaliknya, intelektual counter hegemonic bertugas memisahkan massa dari kapitalisme dan membangun pandangan dunia sesuai dengan perpektif sosialis. Massa dengan demikian tidak cukup dengan menguasai ekonomi maupun aparatus negara, tetapi memerlukan penguasaan kepemimpinan cultural di tengah massa. Di sinilah perlunya peran intelektual kolektif dan partai untuk mentransformasikan massa pasif menjadi massa aktif dan memasukkannya ke dalam program transformasi yang disusun oleh intelektual kolektif sebagai partai yang beretika sosialis.
Konsepsi konsensus dalam kerangka
hegemoni Gramsci dikaitkan dengan ungkapan-ungkapan psikologis yang mencakup
berbagai penerimaan aturan sosio-politis maupun aturan lainnya. Tatanan
hegemonic tidak perlu masuk ke dalam lembaga-lembaga ataupun praktik liberal
sebab hegemoni pada dasarnya merupakan suatu totalitarianisme dalam arti ketat.
Mekanisme kelembagaan seperti sekolah, gereja, partai-partai politik, media
massa dan sebagainya merupakan ‘tangan-tangan’ kelompok yang berkuasa untuk
menentukan ideologi yang mendominasi. Bahasa menjadi sarana penting untuk melayani
fungsi hegemonik tertentu. Dalam konteks ini, tidak ada peluang dan ruang
publik bagi agen masyarakat untuk berbuat lain di luar kerangka ideologi
kelompok hegemonic.
2. Riwayat
dan Cerita Hidup
Nama
:
Antonio Gramsci
Antonio Gramsci
(lahir di Ales, Italia, 22 Januari 1891 – meninggal
27 April 1937 pada
umur 46 tahun) adalah filsuf Italia,
penulis, dan teoritikus politik.
Anggota pendiri dan pernah menjadi pemimpin Partai Komunis Italia, Gramsci sempat
menjalani pemenjaraan pada masa berkuasanya rezim Fasis Benito Mussolini. Tulisan-tulisannya
menitikberatkan pada analisa budaya dan kepemimpinan politik. Ia dianggap
sebagai salah satu pemikir orisinal utama dalam tradisi pemikiran Marxis. Ia
juga dikenal sebagai penemu konsep hegemoni budaya sebagai cara untuk
menjaga keberlangsungan negara dalam sebuah masyarakat kapitalisme.
Gramsci
lahir di Ales, Italia, di pulau Sardinia. Ia
merupakan anak keempat dari tujuh anak lelaki Francesco Gramsci, seorang
perwira tingkat rendah. Gramsci merupakan keturunan Albania,
keluarga ayahnya merupakan Arbëreshë dan nama keluarganya memiliki hubungan
dengan Gramsh, sebuah kota di
Albania. Kesulitan ekonomi Francesco dan masalahnya dengan polisi memaksa
keluarganya untuk pindah beberapa kali melewati beberapa desa di Sardinia
hingga mereka akhirnya menetap di Ghilarza. Saat ia tinggal di Rusia, ia
bertemu seorang violin wanita bernama Julia Schucht yang kelak menjadi istrinya
kemudian memiliki dua orang anak lelaki. Kemudian ia kembali berkiprah di dunia
politik Itali
hingga pada rezim Mussolini ia
ditangkap dan penjara tahun 1926. Hingga tahun 1934 Gramsci dibebaskan karena
kemunduran kondisi kesehatannya. Namun sayang, di usia 46 tahun ia meninggal
tak lama setelah bebas dan dimakamkan.
3. Karya
– karya
Selama hidupnya, Gramsci dikenal
sebagai penulis sekaligus teoritikus. Termasuk pula, pemikirannya mengenai teori Marxis, teori kritis dan teori lain mengenai pendidikan.
Sebenarnya karya Gramsci dapat terbagi dua berdasarkan masa hidupnya, yakni
masa sebelum penjara (1910-1926) dan masa selama penjara (1929-1935).
Dibawah ini beberapa judul artikel atau
buku pada masa sebelum penjara (beberapa judul yang telah diterjemahkan):
·
1916 Men or
machine? (Avanti!, 22 Desember), Notes on The Rusiian Revolution (Grido del
Popolo, 29 April), The Revolutin Against ‘Capital’ (Avanti!, 24 Desember).
·
1920 Split or
Disorder? (L’Ordine Nuovo, December 11-18).
·
1921 Caporetto
and Vittorio Veneto (L'Ordine Nuovo, 28 January), War is war (L'Ordine Nuovo,
31 January), The general confederation of labour (L'Ordine Nuovo, 25 February),
Socialists and communists (L'Ordine Nuovo, 12 March).
·
1924 Gramsci to
Togliatti, Scoccimarro, Leonetti, etc. (21 March 1924), The Como Conference:
Resolutions, The Italian Crisis, Neither Fascism nor Liberalism: Sovietism!.
·
1926 Once again
on the organic capacities of the working class (L'Unità, 1 October 1926), The
peasants and the dictatorship of the proletariat (L'Unità, 17 September 1926),
We and the Republican Concentration (L'Unità, 13 October 1926).
Banyak kemudian karya-karya Gramsci
yang dikumpulkan dan disusun kembali dan dipublikasikan hingga kini, di
antaranya dalam buku yang berjudul An Introduction
to Gramsci’s Life and Thought oleh Frank Rosengarten. Atau website
resmi pengikut Marxist dan Gramsci sendiri.
4. Kekuasaan
yang dipertahankan didalam negara modern (hegemonik)
Menurut
Antonio Gramsci, Suatu sistem kekuasaan yang didasarakan pada konsensus yang
diciptakan atau diajarkan dalam negara, yang disebut sebagai “hegemonik”.
Sebagai seorang marxis yang percaya bahwa kapitalisme menciptakan bentuk –
bentuk kontradiksi tertentu, maka menurt Gramsci system Hegemonik demikian tadi
harus berupaya terus menerus untuk mengarahkan oposisi yang antagonistic
menjadi kesalingsesuaian (Gramsci 1975: 801-2).
Pertarungan
antara hegemoni – hegemoni sebetulnya adalah untuk memperebutkan bentuk atau
tatanan pandangan – pandangan dunia yang rasional dan bukan memperebutkan
isinya, atau fakta – fakta yang kepadanya pemaknaan ditujukan (Gramsci 1975:
1400).
Oposisi
terhadap negara demikian itu setidaknya mengambil dua bentuk.
Yang
pertama, terdapat oposisi dari sistem kahidupan masyarakat yang pernah eksis
sebelumnya, yang berusaha ditangkal oleh negara.
Yang
kedua, terdapat oposisi dari seksi masyarakat baru yang kepentingannya tidak
sejalan dengan dunia sosial terorganisir
yang diciptakan oleh negara.
Dengan
demikan hegemoni tidak pernah bisa mencapai “100%” (Gramsci 1975: 89-90,
329-32).
Kecuali,
hegemoni sendiri akan menggabungkan kekkuatan atau kesepakatan dengan
tergantung pada situasi, yang akhirnya melahirkan warga negara yang melalui
pendisplinan diri dengan menyesuaikan dirinya pada norma – norma yang telah
disediakan negara, sebab warganegara melihat bahwa itulah cara paling aman
untuk bertahan hidup dan sejahtera dalam dunia di mana praktik – praktik
terstruktur di sekitarnya tercipta oleh campur tangan kekuasaan publik ke dalam
wilayah privat (Gramsci 1975: 763-4).
Persoalan
yang menarik minat Gramsci dalam kaitannya dengan proses historis dalam evolusi
negara modern adalah caranya mendidik mayoritas masyarakat untuk menyetujui
kekuasaannya, yang bagi seorang marxis hal itu tak lain daripada suatu
kekuasaan yang mengendalikan keseluruhan masyarakat di mana kapitalisme
mendominasi.
Pada
mulanya terdapat sejumlah kendala bagi kecenderungan untuk menegakkan hegemoni
total disebabkan oleh lokasi negara tersebut di dalam sistem perekonomian
dunia. Masalah bagi negara yang tengah menjalani modernisasi adalah bahwa kelas
menengah pra-modern yang merupakan mayoritas,bisa saja mereka berpikir dan
memaksa haknya untuk berkuasa, terutama jika negara melemah.
Karena
semua manusia mampu merasakan dan berpikir, atau berintelektualisasi,maka
Gramsci membagi dua jenis intelektual yaitu intelektual hegemonik dan
intelektual kontra hegemonik. Tugas kaum intelektual hegemonik maupun kontra hegemonik
adalah mengorganisir dan mereorganisir terus menerus kehidupan sadar dan tak
sadar yang dijalani massa popularnasional, yang pertama bertugas memastikan
bahwa pandangan – pandangan dunia yang sesuai dengan kapitalisme telah diterima
oleh semua kelas, sedangkan yang kedua bertugas memisahkan proletariat dari
pandangan – pandangan tersebut serta megukuhkan suatu pandangan sosialis.
Hasil
akhirnya adalah untuk mempertahankan kekuasaan di dalam negara modern Gramsci
menyatakan bahwa struktur – struktur negara mesti diubah dengan menempatkan
diri di dalam kontra-hegemoni sosialis.
5. Kesimpulan
Pertarungan
antara hegemoni – hegemoni sebetulnya adalah untuk memperebutkan bentuk atau
tatanan pandangan – pandangan dunia yang rasional dan bukan memperebutkan
isinya, atau fakta – fakta yang kepadanya pemaknaan ditujukan (Gramsci 1975:
1400).
Hasil
akhirnya adalah untuk mempertahankan kekuasaan di dalam negara modern Gramsci
menyatakan bahwa struktur – struktur negara mesti diubah dengan menempatkan
diri di dalam kontra-hegemoni sosialis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar