Sabtu, 15 Maret 2014
09.40 |
Diposting oleh
vita |
Edit Entri
MALIN KUNDANG DAN SANGKURIANG
Disebuah daerah tepatnya di provinsi
Sumatera Barat hiduplah seorang janda muda yang mempunyai 2 orang anak yang
bernama siti dan malin kondang. Malin Kondang adalah anak yang cerdas tetapi
sedikit nakal, malin mempunyai bekas luka didahi akibat terkena pintu
rumahnya.Bersamaan dengan kejadian malin kondang disebuah daerah yaitu Jawa
Barat hidup seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang
anak laki – laki bernama Sangkurian, bapak sangkurian adalah seekor Ikan Mas
& termasuk Titisan Dewa. Awalnya malin tinggal di padang tetapi malin &
keluarganya pindah ke Jawa Barat untuk merubah nasib & tanpa disengaja
malin bertetangga dengan Sangkurian.
Suatu hari malin & sangkurian
bermain catur bersama.
Malin : “Sangkurian nanti siang ingin
pergi kemana kau?” (Menepuk pundak sangkurian)
Sangkurian : “Nanti siang aku disuruh oleh ibuku
pergi kehutan & sungai. Apa kau ingin ikut bersama ku?”
Malin : “Ah, aku tidak mau .nanti
siang aku ingin meminta izin kepada ibuku untuk mencari pekerjaan ke kota.”
Sangkurian : “Apa? Yang benar kamu malin? Apakah
ibumu mengizinkannya?”
Malin : “Aku juga belum tahu?”
Sangkurian : “ Aku doakan semoga ibumu mengizinkan
kamu.”
Malin : “ Amin.”
Ketika siang hari
sangkurianpergi kehutan & malin kondang meminta izin kepada ibunya.
Sangkurian : “ Ibu, aku berangkat dulu!”(bersalaman
kepada ibunya)
Dayang Sumbi : “Berhati – hatilah kamu di jalan &
bawalah ikan mas ini untuk menemanimu di jalan.” (Memberikan Ikan Mas)
Sangkurian : “ Iya bu, Assalamualaikum.” (Pergi)
Dayang Sumbi : “ Waalaikumsalam.”(Masuk ke rumah)
Malin : “ Ibu aku ingin merubah nasib
keluarga kita.”
Ibu Malin : “ Bagaimana kau bisa.”
Malin : “ Maka dari itu malin
inginpergi ke kota untuk mencari pekerjaan.”
Ibu Malin : “ Apa?Tidak! ibu tidak akan
mengizinkan kau pergi ke kota, karena di sana banyak orang – orang yang
sombong.”
Malin : “ Tidak bu, jika malin
menjadi kaya, malin tidak akan sombong.”
Ibu malin : “ Baiklah jika kau tetap bersikeras
untuk pergi ke kota.”
Malin : “ Jadi, ibu mengizinkan malin
pergi ke kota. Terima kasih bu.”
(Mencium tangan ibunya)
(Mencium tangan ibunya)
Kakak Malin : “ Tidak ! kakak tidak setuju jika kau
pergi ke kota. Nanti kelakuan mu tidak karuan dan menjadi sombong.”
Malin : “ Ayolah kak siti, izinkan
malin ke kota, nanti jika malin kaya malin tidak akan menjadi orang yang
sombong.”(menarik – narik baju siti)
Ibu malin : “ Sudahlan siti izinkan saja adik
mu pergi.”
Kakak malin : “ Baiklah akan kupegang omonganmu malin.
Ingat jangan menjadi orang yang sombong.” (Menunjuk kearah muka malin)
Malin : “ Terimakasih kak, Baiklah
sekarang aku akan berkemas & nanti sore aku akan berangkat.”
Di hutan, sangkurian terlihat bingung
karena tidak mendapat makanan di sungai pun ia tidak mendapatkan apa – apa,
lalu ia duduk termenung.
Sangkurian : “ Huft, sudah hampir sore aku belum
mendapatkan makanan. Mau makan apa nanti ibu ku.” (sambil memandangi ikan mas)
“ Aha, aku bakar saja ikan ini untuk makan ibu. Aku harus segera pulang ke
rumah.” (pulang ke rumah)
Dirumah, sangkurian
meletakkan ikan bakar diatas meja.
Sangkurian : “ Ibu aku pulang………”
Dayang sumbi : “ Apa yang kamu bawa ?”
Sangkurian : “aku membawa 1 ikan bakar untuk ibu
dari sungai.”
Dayang sumbi : “ Kenapa hanya 1?”
Sangkurian : “ tadi aku sudah memakan yang 1 lagi
di sungai, sekarang cepatlah ibu makan.”
Dayang sumbi : “ Baiklah kalau begitu.”
Setelah makan dayang sumbi
dan sangkurian menyaksikan kepergian malin ke kota.
Ibu malin : “ Hati – hati di jalan
Nak.”(memegang kepala malin)
Kakak Malin : “jaga dirimu baik – baik.”
Dayang Sumbi : “ Jadilah pengusaha & carilah istri
jika dewasa nanti.”
Sangkurian : “ jangan lupakan keluarga dan teman mu
jika berhasil nanti.”
Malin : “ iya bu, baiklah teman ku
kak siti jaga ibu dengan baik. Assalamualaikaum !”
Semua : “ Waalaikum salam”
Lalu Dayang Sumbi bertanya kepada
sangkurian….
Dayang Sumbi : “ Sangkurian , mana Ikan Mas yang tadi kamu
bawa ke hutan ?”
Sangkurian : “ Maafkan Sangkurian ibu, ikan bakar
tadi ibu makan adalah ikan mas yang tadi aku bawa ke hutan.” (Sambil
menundukkan kepala)
Dayang sumbi : “ APA?!!!! Keterlaluan kamu sangkuriang,
dasar anak tidak tahu diri!!.” (Menggigit tangan sangkurian)
Sangurian : “Aduh………(Merasa kesakitan). Maafkan
aku ibu.” (Bertekuklutut di kaki ibu’y)
Dayang sumbi : “ Tidak akan aku maafkan. Pergi kamu dari
sini!!!!”
Ibu Malin : “ Tega kali si sumbi ini.”
(Menggelengkan kepala)
Kakak malin : (Menggelengkan kepala)
Dayang sumbi : “ cepat pergi kau dari sini!!!!”
Sangkurian : (Pergi dengan wajah sedih)
Ibu Malin : “ Apa yang kau lakukan kepada anak
mu sendiri?”(Menarik pundak dayang sumbi)
Kakak malin : “ Memangnya ada apa sebenarnya?”
Dayang sumbi : “ Sangkurian telah membunuh bapaknya
sendiri.”
Kakak malin : “ APA?”
Dyang sumbi : “ tadi dia pargi ke sungai untuk mencari
makanan, lalu dia membawakan ikan bakar untuk ku, ikan bakar itu adalah ikan
mas dan ikan itu adalah bapak’y sendiri.”
Ibu malin : “ Bagaimana bisa seekor Ikan mas
menjadi bapak’y malin?”
Dayang Sumbi : “ Ikan ma situ adalah titisan.”
Ibu&kaka malin : “ Astaghfirullahalazim”
Setelah 15 tahun malin &
sangkurian pergi dari rumah. Orang tua mereka pun semakin tua, tetapi dayng
sumbi & ibu malin masih terlihat muda, hanya saja ibu malin terlihat dekil
dan kotor, sedangkan dayang sumbi terlihat rapid an bersih. Suatu hari desa
mereka kedatangan pengusaha kaya dengan
istri’y, ternyata pengusaha tersebut adalah malin. Ketika dijalan dayang, ibu
dan kakak malin bertemu dengan malin dan keluarga baru’y.
Dayang sumbi : “ Ibu malin, bukankah itu anak mu malin
kondang ?” (Menunjuk kearah malin)
Kakak malin : “ Benar ibu itu malin kondang adik ku.”
Ibu malin : “ Kalau begtu ayo kita kesana!”
(dihadapan malin, memegangwajah malin)
Istri malin : “ Siapa ini malin ? ibu mu ?”
Mertua malin : “Apa? Tidak mungkin ini ibumu kan ? kau
bilang kau dari keluarga kaya. Bukan dari keluarga miskin”
Malin : “ Bukan !!! dia bukan ibu ku.
Tidak mungkin ibu ku dekil dan kotor seperti ini.” (Mendorong ibu’y)
Kakak malin : “Mlin keterllaluan sekali kau.”
(mendorong malin)
Istri malin : “jangan sentuh keluargaku. Dasar
orang miskin.”
Dayang sumbi : (Menggelengkan kepala) “ malin, hati dan
mata mu sudah buta dengan harta, kualat kamu malin.”
Kakak malin : “ Mana janjimu , kepada kami ?”
Malin : “ dinda, kita pergi saja dari
sini. Aku sudah bosan disini.”
Istri malin : “ Baiklah kita pergi saja ke padang,
ayo ibu!”(Pergi bersama malin, dan ibunya)
Ibu malin : “(Duduk, menangis, dan berdoa) “ Ya
ALLAH jika dia bukan anak ku maafkanlah dia, tapi jika dia benar – benar anak
ku maka kutuklah orang – orang itu menjadi BATU.”
Malam harinya, di padang tepatnya di
pantia Air Manis terjadi badai dan ombak yang sangat besar, kapal yang di
tumpangi malin dan kelurga barunya terpontang – panting kesana – kemari.
Mertua malin : “ Ada apa ini malin?”
Istri malin : “ Apa yang sedang terjadi?”
Malin : “ malin juga tak tahu.”
Mertua : “ lalu apa yang harus kita
lakukan?”
Malin : “
ADUH,,,,,,,,,SAKIT!!!!!!!!!!!!!!!!”
Istri Malin : “ Kenapa kau malin?”
Malin : “ Seluruh tubuh ku mejadi
kaku.”
Mertua malin : “ kita semua akan berubah menjadi batu.”
Istri malin : “ APA?tidak…………”
Lalu mereka semua berubah menjadi
batu. Di rumah malin , ibu dan kakaknya sedih akan kelakuan malin. Di halaman
rumah, datang seorang pemuda tampan, pemuda tersebut suka kepada dayang sumbi,
ternyata pemuda tersenut adalah sangkurian. Akan tetapi dayang sumbi tidak tahu
kalau calon suaminya adalah anaknya sendiri.
Sangkurian : “ Dayang , tolong benarkan kancing
lengan kanan ku, aku ining pergi bekerja.”(merapikan kerah baju)
Dayang sumbi : “ Baiklah.” (merapikan lengan baju
sangkurian & melihat ada bekas luka) ta…ta….ta…tanda apa ini?”
Sangkurian : “ oh , ini hanya bekas luka. sewaktu
aku kecil aku di gigit oleh ibuku karena nakal.”
Dayang sumbi : “ Apa?”
Malin : “ memangnya ada apa?”
Dayang sumbi : “ ah, tidak.”
Setelah sangkurian pergi bekerja
Dayang sumbi menghampiri ibu& kakak malin yang sedang duduk di halaman
rumahnya, untuk bercerita tenteng sangkurian.
Dayang sumbi : “ Ibu malin Gawat.” (berlari menghampiri ibu
malin)
Ibu malin : “ Apanya yang gawat?”
Dayang sumbi : “ Tenyata pemuda yang menjadi calon suamiku
adalah anak ku sendiri.”
Kakak malin : “ maksud ibu sangkurian?”
Dayang sumbi : “ Iya, tadi aku melihat ada bekas luka di
lengan kanannya. Dia pun bercerita kalau tanda itu, bekas gigitan ibunya.jadi
apa yang harus aku lakukan?”
Ibu malin : “ begini saja, kamu harus
mengajukan persyaratan kepada sangkurian. jika dia ingin menikah dengan mu, dia
harus membuat danau, dan sampan besar.
Kakak malin : “ Iya benar. Dengan begitudia tidak akan
menyanggupi persyaratan tersebut.”
Dayang sumbi : “ baiklah aku akan berbicara dengan
sangkurian.”
Setelah sangkurian pulang,
dayang sumbi berbicara dengannya.
Dayang sumbi : “ Sangkurian, aku akan menikah dengan mu
asal , kamu harus membuatkan aku danau dan sampan yang sangat besar. Tapi ingat
pekerjaanitu harus selesai sebelumayam berkokok
Sangkurian : “ Baiklah jika itu yang kau minta.”
Setelah menyetujuinya, sangkurian
mulai membuat danau dan sampan yang besar. Dayang sumbi tidak menyangka jika
sangkurian dapat memenuhi persyaratan tersebut. Lalu dayang sumbi menyuruh
ayamnya malin kondang agar berkokok.
Sangkurian : “ Apa!!!sudah pagi? Aku tidak dapat
memenuhi persyaratan mu dayang.”
Dayang
sumbi : “ kalau begitu kita tidak jadi
menikah.”
Sangkurian : “ Kenapa? Apa hanya karena danau?”
Dayang
sumbi : “ Bukan. Tapi karena kau adalah
anak ku!!!”
Sangkurian : “ Apa?” (Jatuh pingsan dan meninggal akkibat
kelelahan)
Dayang
sumbi : “
sangkurian,,sangkurian(membangunkan)sangkurian………”
Ibu malin : “Sudahlah dayang sumbi, dia sudah
mati. Bersabarlah. Kini nasib mu sama seperti ku yang tidak memiliki anak laki
– laki.”
Akhirnya Dayang Sumbi, ibu &
kakak malin kondang meninggal akibat termakan usia walaupun mereka masih
kelihatan muda tetapi usia tidak dapat di bohongi. Jangan menjadi anak Durhaka
dan jangan sombong akan harta yang kau miliki.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
pingbox vita
Blog archive
-
▼
2014
(12)
-
▼
Maret
(12)
- Pesta Rakyat Demokrasi 2014, Anak-Anak Tak boleh D...
- NASKAH DRAMA MODERN
- Drama legenda percampuran
- contoh pengumuman untuk media
- PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM ERA JURNAL...
- Pesona Mistis “Es Pocong” Kuliner Depok
- Bahan Baju Ludes di makan Si Jago Merah
- WAW, Ada Es Krim Jamu
- Resep Keripik Daun Jambu Biji
- Presiden SBY: Berantas Korupsi Tak Pernah Berhenti
- Wisata Edukatif Murah : Cimory Dairy Tour
- NASKAH SEMI DOKUMENTER Peran dan Pengaruh Media Ma...
-
▼
Maret
(12)
0 komentar:
Posting Komentar