Kamis, 06 Maret 2014
03.37 |
Diposting oleh
vita |
Edit Entri
Tema :
Peran Media Massa (Televisi)
Diadaptasi
dari komik terkenal VB djenggoten 101% Cinta Indonesia
Judul :
Pilihanku
Sinopsis : Berawal dari bekerja di
dunia pertelevisian sebagai desainer panggung, Kriwel mencoba menjelajahi dunia
pertelevisian Indonesia. Lima setengah tahun waktu yang cukup lama untuk Kriwel
mengetahui kenapa jarang ada tontonan bermutu dalam program televisi Indonesia.
Pengalaman demi pengalaman malah membuatnya semakin enggan untuk berlama-lama
dalam dunia pertelevisian. Mulai dari acara talkshow,
drama komedi, sinetron, hingga film yang lebih banyak menyimpang atau
bahkan merusak moral bangsa dari pada sebaliknya. Hal itu sangat bertentangan
dengan hati Kriwel. Ditambah dengan kecintaan Kriwel terhadap anaknya, membuat
Kriwel semakin yakin untuk resign.
Tak ketinggalan, dukungan dari istri tercinta turut mengutkan tekadnya.
Pada
12 Maret 2012, sebuah keputusan telah diambil Kriwel dan mulai melangkah ke
dalam sebuah babak baru. Selamat tinggal dunia desain panggung televisi. Maka
mau tidak mau, sebuah usaha resiko harus ditempuh. Sebuah usaha yang sangat
memerlukan persiapan mental. Menyadari potensi dirinya dalam bidang desain, Kriwel
memulai lagi karirnya menjadi seorang komikus. Mencoba perutungan di dunia
desain komik, menjadi alasan baginya untuk bisa tetap berkarya bagi keluarga
dan bangsa, tanpa mengorbankan hati nuraninya.
Tokoh :
1. Kriwel
2. Bpk.nya
Kriwel
3. Santi
(Anaknya Kriwel)
4. Dini
(Teman anaknya Kriwel)
5. Bos
(Atasannya Kriwel)
Lattar/setting :
1. Di
rumah
2. Di
kantor
3. Di
studio
Alur : Campuran
Keterangan:
Warna biru (flashback/masa
lalu), warna hitam (masa sekarang), warna
hijau (pengandaian/mengumpamakan), warna merah (untuk narator).
Prolog :
Lima setengah tahun, waktu yang cukup lama untuk mengetahui kenapa
jarang ada tontonan bermutu dalam program televisi Indonesia. Pada 12 Maret
2012, sebuah keputusan telah diambil, melangkah ke dalam sebuah babak baru. Selamat
tinggal dunia desain panggung televisi. Maka, mau tidak mau, sebuah resiko
harus ditempuh. Sebuah usaha yang sangat memerlukan persiapan mental. Menyadari
potensi dirinya dalam bidang desain, Kriwel memulai lagi karirnya menjadi
seorang komikus. Mencoba perutungan di dunia desain komik, menjadi alasan
baginya untuk bisa tetap berkarya bagi keluarga dan bangsa, tanpa mengorbankan
hati nuraninya.
(INT)
Halaman 103, 104, 112, 113 (101%
Cinta Indonesia)
Santi : Ayaah..main
bola yuk... (Memegang bola karet).
Kriwel
: (Mengacuhkan.
Terlihat sibuk mendesain di laptop).
Tidak lama kemudian...
Kriwel
:
(Dukk!! Sebuah bola mengenai kepalanya.)
Aahh...sudahlah. Menuruti ambisi tidak akan ada habisnya. (Bermain dengan anak
tercinta).
(INT)
Halaman 25: Krisis Lagu Anak (101%
Cinta Indonesia)
Esok harinya di rumah.. saat Kriwel sedang
mengetik di laptop. Tiba-tiba teringat dan membayangkan… Dulu...
Kriwel (kecil) : I, EN-I,
NI.... INI.. I, BE-U, BU... IBU.. (berdiri sambil bernyanyi dan memegang sendok
makan).
Bpk. Kriwel : (Berdiri sambil
tersenyum bahagia melihat kriwel kecil).
Sekarang, mereka melakukannya dengan lagu ini.... (Tersentak mendengar
suara Santi bernyanyi)
Santi : Bertahan
satu CIIIII...INTAAA...bertahan satu CE-I-EN-TE-A... (duduk sila sambil bernyanyi dengan kedua tangan
memegang mainan barbie).
Kriwel
: (Duduk sila di depan laptop dengan wajah
skeptis). Ganti ya sayang channelnya.. (Sambil mengambil remote TV dan
mengganti channel).
Santi :
Yaaahhh aaayaahhhh... (cemberut dan bersungut-sungut pergi).
(INT)
Halaman 32: Sinetron
Kriwel : Haduhh...sinetron lagi.
(Duduk sambil memegang remot yang di arahkan ke TV).
Pemain
A :
Aku harus pergi... (Bergegas
meninggalkan teman perempuannya).
Pemain B : Kumohon Dewa, jangan
tinggalkan Aku....(Berlinangan air mata).
Kriwel : Matiin aja deh,,,bikin pusing yang ada...gak realita. (mengarahkan
remot ke TV).
Tidak lama setelah TV dimatikan, terdengar suara dari arah belakang
Kriwel...
Santi : Dini, komohon..jangan
lakukan itu... (Hanya terdengar suara).
Kriwel : (Terkejut dan mencoba
mendengar dengan seksama).
Santi : Dini...,
Aku mohon, 15 menit saja....apa Kau tega meninggalkan Aku merawat para barbie
sendirian...? kumohon...Dini.... (Duduk tersimpuh dengan kedua tangan memegangi
kaki Dini dan wajah berlinangan air mata).
Dini
: Maaf, tidak bisa Santi... aku bukan Dini yang dulu lagi, yang
dengan mudah menuruti semua keinginanmu...detik ini juga aku harus kembali ke
rumah orang tuaku...(berdiri dan hendak melangkahlahkan kaki dengan kedua
tangan mendekap boneka).
(INT)
Halaman 142: Hati yang Gelisah (33
Pesan Nabi Vol. 2)
Sore harinya Santi
terlihat tengah asik menonton TV...
Kriwel
: Santi.... Udah
ya, gak bagus nonton acara TV kayak gitu... (Duduk bersila di depan laptop kemudian memalingkan
wajah ke arah Santi dengan tangan kanan menyanggah kepala dan tangan kiri
memegang buku).
Santi : Haa...h?? Gak bagus kenapa ayah? (Asik nonton
TV).
Kriwel
: Itu,
marah dikit, lansung pukul-pukulan. Kan gak bagus. Lagipula, acara di TV itu banyak
bohongnya.. TV itu kayak racun. (Mengganti posisi duduknya dan menutup buku,
melihat tayangan TV yang sedang Santi tonton).
Santi : Racun, ayah? Ooohh... tapikan ayah kerja di TV. Berarti, ayah
bantu bikin racun juga ya? (memalingkan wajah ke arah Kriwel dengan muka polos).
Kriwel
: (Mak
jleb...terpaku dengan pandangan kosong dan termenung. Dalam hati Kriwel
bergumam. Dan seolah sedang berdiskusi dengan hati nuraninya). Sudah lebih dari
5 tahun Saya bekerja di televisi. Iya, Saya juga tidak bisa berkelit, ada
banyak kemaksiatan yang dijual di sini. Untuk memanjakan mata, menjerat hati
pemirsa, semua bisa dilakukan di sini. Tapi, kadang ada acara agama kok. Iya,
tapi porsinya kalah jauh dibanding umbar syahwat dunia. Judi berselubung, kuis
beratus seri. Melodrama penuh tipuan dan sandiwara, hingga acara ghibah dengan
bonus artis yang pamer paha dan dada tentunya. Dan tugas Saya adalah....Mendesain
wadahnya, agar hidangan terlihat sedap dipandang mata, meski beracun...
Teguran yang yang tidak disengaja dari sang anak, membuat Kriwel
tersadar akan apa yang ia jalani selama ini. Kriwel pun bertekad untuk resign
dari pekerjaannya sebagai desainer panggung. Semenjak resign dari pekerjaannya,
Kriwel lebih senang duduk di depan laptop untuk mendesain komik. Dikarenakan
banyak sentilan-sentilan dalam komik yang diangkat dalam kisah nyata, Kriwel
harus memutar memorinya dan mempertajam kepekaannya terhadap lingkungan
sekitar. Malam itu Kriwel termenung mengingat masa-masa di saat dia masih
bekerja dalam dunia pertelevisian.....
Int – Siang – Kantor
Pemain : Kriwel – Bos
Kriwel
: “Maaf Bos, saya ingin resign dari pekerjaan ini.” (menyerahkan surat
pengunduran diri)
Bos : “loh kenapa memang? (Bingung) oh, saya tahu.
Kamu melakukan ini agar gaji kamu naik? hahaha.” (tertawa)
Kriwel
: “tidak bos.”
Bos : “loh terus ada apa tiba tiba kamu sepert ini?
kalau kamu ingin dinaikan gajinya akan saya naikan kok.”
Kriwel : “sebelumnya saya ucapkan terima
kasih atas kebaikan bos. Tapi maaf sebelumnya, maksud saya bukan itu, saya
ingin keluar karena pekerjaan ini memang tidak sesuai dengan hati nurani saya.”
Bos : “yasudah kalau begitu terserah
kamu saja.”
Kriwel : “terima kasih bos atas
pengertiannya.” (bersalaman dengan bosnya) “baiklah kalau begitu saya pamit
dahulu bos.” (pergi keluar ruangan)
Bos: “iya, semoga sukses ya.” (tersenyum,
menggelengkan kepala)
1
bulan kemudian...
INT
– SIANG – RUMAH
Pemain:
Kriwel
V.O Kriwel
(memegang
Storyboard komik) semoga rencana ini bisa berjalan dengan lancar dan sukses.
INT
– PAGI – KANTOR
Pemain
: Kriwel, Direktur Komik
Kriwel: (menyerahkan hasil Story Board
sambil berjabat tangan dengan Direktur Komik)
Direktur Komik: (berjabat tangan sambil
tersenyum)
1
minggu kemudian...
INT
– PAGI – KANTOR
Pemain:
Kriwel, Direktur Komik, 1 wartawan
Direktur Komik: “Selamat” (Berjabat
Tangan dengan Kriwel sambil tersenyum bahagia)
Kriwel: “Terima kasih pak.” (Berjabat Tangan dengan Direktur Komik
sambil tersenyum bahagia)
1 Wartawan: “Permisi pak, boleh difoto
dahulu untuk dicantumkan di Surat Kabar.”
Direktur Komik dan Kriwel: “oh,
silahkan, mari-mari.” (foto bersama dengan komik yang best seller)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
pingbox vita
Blog archive
-
▼
2014
(12)
-
▼
Maret
(12)
- Pesta Rakyat Demokrasi 2014, Anak-Anak Tak boleh D...
- NASKAH DRAMA MODERN
- Drama legenda percampuran
- contoh pengumuman untuk media
- PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM ERA JURNAL...
- Pesona Mistis “Es Pocong” Kuliner Depok
- Bahan Baju Ludes di makan Si Jago Merah
- WAW, Ada Es Krim Jamu
- Resep Keripik Daun Jambu Biji
- Presiden SBY: Berantas Korupsi Tak Pernah Berhenti
- Wisata Edukatif Murah : Cimory Dairy Tour
- NASKAH SEMI DOKUMENTER Peran dan Pengaruh Media Ma...
-
▼
Maret
(12)
0 komentar:
Posting Komentar