Sabtu, 15 Maret 2014
09.16 |
Diposting oleh
vita |
Edit Entri
Jamu seringkali malah menjadi alat orang
tua menakuti anak kecil bandel yang susah diatur. Ada kesan yang tertanam jamu
itu menakutkan hingga sikecil tumbuh dewasa. Hal ini yang mendasari Retno
Widati berupaya melestarikan jamu agar tidak punah dimakan zaman yang modern.
Ide ini mucul ketika dirinya kedapatan
melihat seorang ibu penjual jamu gendong di pasar. Dari hasil pembicaraannya,
diketahui suami penjual jamu gendong tersebut adalah perajin es dungdung.
“Kemudian saya berpikir kenapa
tidak dibuat saja dari jamu menjadi es krim. Kan jadi inovasi baru,” kata Retno.
Dengan sekali proses pembuatan selama
15-20 menit, dapat menghasilkan minimal 50 cup es krim jamu. Satu cup es krim
jamu bila dilempar ke pasar, Ia taksir harganya hampir sama dengan yang dijual
di salah satu toko es krim biasa yang cukup tenar di Jalan Veteran,
Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
pingbox vita
Blog archive
-
▼
2014
(12)
-
▼
Maret
(12)
- Pesta Rakyat Demokrasi 2014, Anak-Anak Tak boleh D...
- NASKAH DRAMA MODERN
- Drama legenda percampuran
- contoh pengumuman untuk media
- PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM ERA JURNAL...
- Pesona Mistis “Es Pocong” Kuliner Depok
- Bahan Baju Ludes di makan Si Jago Merah
- WAW, Ada Es Krim Jamu
- Resep Keripik Daun Jambu Biji
- Presiden SBY: Berantas Korupsi Tak Pernah Berhenti
- Wisata Edukatif Murah : Cimory Dairy Tour
- NASKAH SEMI DOKUMENTER Peran dan Pengaruh Media Ma...
-
▼
Maret
(12)
0 komentar:
Posting Komentar